Perempuan yang kehilangan satu telinganya


Dan baiklah jika begini akhirnya
Kau kan ku jadikan tulisan
Agar menetap di layar
Ku pikir sudah bosan 
Terlalu lama kau di ingatan

Meninggalkan segala pesan tentang kembali, menepi juga merawat hati

Kamu tidak pernah antusias denganku
Coba ingat kembali, kapan
Aku berbicara panjang,  bercerita denganmu tentang kehidupanku
Kapan?  Dimana?  Topik apa?

Lalu ingat,  apa saja cerita yang sudah kamu kisahkan denganku,  di ujung telepon,  dibangku taman,  di sudut ruangan? Teman kerjamu yang menyebalkan,  sahabatmu yang tidak ada kabar,  kakekmu yang pintar merakit kayu dan banyak kisah yang selalu ku tunggu. 

Setiap jeda panjang di ujung kalimatmu aku berharap kau pun bertanya balik padaku. Kakekmu bagaimana?  Temen kuliahmu ada yang sama?  Sahabatmu bagaimana.  Tapi nihil

Jeda hanya jadi penunggu.  Sudah sering aku memulai untuk mengisi kekosongan jeda kita.  Mukamu berpaling,  mulutmu mengucap kata lain.  Perbincanganku terjeda.  Lebih tepatnya di tutup paksa

Kau tidak pernah tertarik pada apapun tentangku.  Hanya kamu yang bercerita 
aku menjadi telinga. 

Komentar