Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Mencium Aspal di Wlahar

Aku teringat lagi hari itu. Hari di mana aku merasa paling tidak berharga di mata orang lain, lebih jauh lagi, di mata kekasihku dulu. Aneh, harusnya keberadaanya membuatku berarti, tetapi ini malah sebaliknya. Pagi hari itu, kau dan aku, sudah merencanakan untuk pergi ke Purwokerto. Katamu, kau ingin membuat rekening bank baru. "Oke" kataku. Setelah beberes, aku menaiki sepeda motor, melaju ke rumahmu. Singkat cerita, kau telah selesai berdandan, aku telah selesai menunggumu dan ya sudah. Berangkat. Jalanan dari rumahmu sebenarnya sudah beberapa kali aku lewati, jalanan khas sebuah perbukitan yang naik turun cukup curam. Tetapi meski sudah biasa, yang namanya apes, ya tidak ada yang tau. Saat aku mulai menuruni jalan, motorku tergelincir. Sebenarnya, ini bukan turunan yang tajam, tetapi kau harus tau aspal di turunan ini sudah mulai mengelupas - hanya tersisa kerikil-kerikil kecil - kerikilnya itu yang membuat ban motor tergelincir. Ya sudah bisa di tebak, aku, kau, dan