Ceritanya Bercerita

Apakabar ? Haruskah aku menyapamu dengan seperti itu ? Seperti sepasang yang sudah lama sekali tak bertemu. Bukankah seminggu sekali kita slalu bertemu ?  Sebenarnya tidak juga, mungkin lebih tepatnya setiap hari kita bertemu atau lebih detailnya aku yang menemuimu. Saat itu kau riang sekaligus tenang, menyenangkan sekaligus menghanyutkan dan tanpa sengaja aku menikmatinya. Aku senang melihatmu yang gemar tertawa, aku senang melihatmu yang mencoba mengikat rambutmu, padahal rambutmu hanya sebahu kan ? dan saatmu mengikat, pasti karet gelangnya kau gigit. Aku senang mendengar berbagai kisah yang telah kau lalui, menjadi teman dalam bicaramu. Aku pikir kita telah lolos menjadi sepasang yang berbahagia. Hingga aku kemudian menyadari, tak pernah sekalipun ada kata “ kita ” . Hanya ada kau yang sedang menunggunya, dan aku menjadi pendengar ceritamu. Ternyata “kita” hanya terjadi di angan - anganku saja. Dan mungkin benar, dari berbagai bahaya yang ada di dunia ini, mencin

Jika kau pernah dibuat kebingungan dengan sifat perempuan, maka kau berada di bacaan yang tepat. izinkan saya membacakan sebuah prolog, saya adalah laki - laki yang sudah lama sekali berkecimpung di dalam dunia seperti ini, sudah banyak sekali perempuan yang sudah saya kenal, pengalaman saya pun sudah menggunung. Mulai dari percintaan, hampir jadian, ditikung sahabat, sampai hanya sebatas teman chat. Ya, pengalaman yang banyak ini membuat saya belajar banyak untuk memahami perempuan. Semua seluk beluk perempuan sudah saya pelajari, Kebetulan dulu saya juga berlangganan majalah gadis. Banyak orang mengatakan perempuan adalah makhluk yang rumit, ia sering sekali memakai kode dalam berkomunikasi, padahal dia bukan tentara ataupun anggota intelejen. Ia juga sering membalikan pertanyaan yang kita tanya untuk kita jawab sendiri contohnya “ kamu mau pesen makanan apa beb?” jawabanya “terserah kamu aja beb” lain waktu perempuan bisa begitu manis, perhatian. Di lain waktu juga ia bis