Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

kita berada di satu gelas yang sama

Gambar
Waktu itu matahari sedang muncul dari balik cakrawala dan semuanya hanya tentang kau yang masih terus berada dikepala. Entah mengapa di lain waktu aku bisa melupakanmu dengan mudah tapi dengan lagu, tempat, parfum dan suasana kau seperti berada tak jauh dari sini. Mereka adalah mesin waktu terbaik yang penah ada, aku bisa menjelajahimu dengan mudah, tak perlu teknologi machine time sepertinya. Beberapa bulan di waktu kelas 1 SMA aku seperti menemukan kehidupan baru, dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan tempat. Ada sesuatu yang menarik perhatianku waktu itu. Ya. itu kau, aku menemukanmu disana. Di tempat duduk paling depan, nomer 2 dari kanan. Tempat favoritmu mungkin, sementara aku lebih suka duduk dibelakang. Kau yang sering tertawa dengan suara lirih, dengan mata yang sayu dan apalagi kalau bukan kerudungmu. Ya, Aku suka melihatmu saat kau membenarkan posisi kerudungmu, lalu meniupkan angin dari mulutmu ke atas “fyuhh” atau saat kau meletakan pensil di lekukan kerudu

apakah dunia kedokteran mempercayai adanya nyawa ?

Gambar
Beberapa waktu lalu entah berawal dari mana saya menemukan sebuah kalimat yang sangat membuat saya penasaran, tulisanya seperti ini “apakah dunia kedokteran mempercayai adanya nyawa?” kalau iya, bagaimana cara kerjanya ? analoginya seperti ini ketika dokter menangani orang yang gagal jantung yang jantungnya sudah berhenti, dan orang itu tidak sadar dan akan selamanya tidak sadar kalau dokter tidak meng-on-kan kembali jantung itu dengan alat kejut. Kalau jantung itu kembali on maka orang itu kembali bernyawa, bandingkan dengan sepeda motor. Orang adalah mesin biologis sedangkan motor adalah mesin mekanik. Ketika sepeda motor kita off kan maka mesin akan mati, tak bergerak, tak bertenaga. Manusia ketika dalam keadaan off pun sama, tidak bergerak, tidak bertenaga. Nah sampai disini, pikiran saya mulai berkeliaran kemana-mana, apakah nyawa itu ? nyawa itu dimana ? apa itu kesadaran? Apakah sama dengan nyawa? ketika dokter bisa meng on kan kembali jantung manusia dengan alat kejut apakah

ceritanya dari sini

Gambar
Kepadamu yang pernah dengan sengaja bangun jam 3 pagi hanya untuk membuat masakan untuku, terimakasih untuk makanan itu, untuk waktu tidurmu yang kau potong itu. Semoga suatu saat nanti aku bisa membalasnya. “ini makananya, dihabisin ya, kamu tau? aku bangun jam 3 pagi sama ibuku cuma buat masakin ini buat kamu, kamu jam segitu lagi ngapain pasti masih tidur, aku udah bangun ven, nyiapin ini buat kamu! Dihabisin!” kalimat itu ditutup dengan wajah cemberutmu dan kau pun pergi, “terimakasih ya” teriaku. Haha waktu itu, ya makanan yang enak, tapi bukan itu, tentang kau yang menyadarkanku dengan sikapmu. Kau benar masih ada bahagia lain, masih banyak orang yang menyayangiku, masih banyak orang yang peduli dan mungkin termasuk kau. Hari itu aku percaya kata-katamu. Hari itu juga aku merasa aku seperti berada di beberapa tahun yang lalu,saat aku merasa dibutuhkan, aku merasa orang lain ingin aku bahagia. Meskipun kau temanku, dan memang kita harusnya hanya berteman saja. Terimakasih te

sebuah perspektif baru

Gambar
Apa kau masih ingat ? waktu itu pelajaran biologi dan kosong, aku duduk di sebelahmu, dan kita berbicara banyak hal, tentang apapun itu; kita bicara kuliah, UN, dan apalagi kalo bukan masa depan. Saat kita berdiskusi tentang berbagai topik tiba tiba kau memegang tanganku, menuliskan satu persatu huruf di telapak tanganku, aku masih ingat dengan jelas isinya yang sangat sederhana “move on target 2016 “ jujur aku kaget, dan kau dengan tenang mengatakan “ ini tahun terakhirmu, tahun depan kau harus move on, fokus ke masa depanmu” ditutup dengan senyum tipis dari bibirmu, aku hanya bisa tersenyum dan meng iyakan. Aku tak tau apa maksudmu, tapi kata-kata itu begitu melekat sampai sekarang, “masih banyak bahagia lain diluar sana, apa kau tidak percaya?” memang kau benar tentang itu, aku yang terlalu asik menutup diri, aku yang terlalu takut untuk mencoba “move on itu bukan hanya berani berpindah, tapi harus berani membawa hal baru meskipun terasa asing “. kau tau aku terlalu sulit memulai,