Setelah Lukamu Reda, Kau Lupa Aku Juga Punya Rasa


Malam ini aku terbangun oleh dering telpon darimu, tepat jam 2 pagi. Waktu dimana orang sibuk dengan alam mimpinya, kau malah sibuk menangis. Rupanya orang yang kau sebut pacar itu kembali berulah. Aku mendengarkan kisahmu dengan sedikit kantuk, kadang kau menceritakanya dengan emosi yang menggebu - gebu, kadang kata itu kau ucap dengan lirih sampai tak terdengar, apa kini kau begitu terluka?

“aku tadi sempat ketemu sama dia ven, aku tanya kan, kita sebenernya masih pacaran gak ? kok kamu sering gak ngehubungin aku sekarang. Dia cuma jawab, kalau kamu mau masih ya masih, kalau engga ya berarti engga. Trus dia langsung pergi. Ih, Coba ven bayangin jadi aku, sakit banget kan”

“udah jangan nangis, aku mau jawab, kalau kamu udah berhenti nangis. Kasian tuh bola matamu udah besar, gak cantik lagi kan :) udah ya, jangan terlalu dipikirin deh, ini udah jam berapa loh masih belum tidur juga. Mungkin tadi dia lagi buru - buru atau mungkin dia lagi ada masalah kan kita gatau, yang bikin dia jadi jutek ke kamu gitu, yang sabar ya, besok coba temuin lagi”

Kebanyakan laki - laki mungkin memang seperti itu, lebih mencoba untuk menenangkan terlebih dahulu. Meski didalam hatinya mengatakan “emang brengsek tuh cowok”

“makasih ya, kamu emang paling bisa buat aku tenang, besok aku mau ke kosan dia” kata sederhana darimu yang selalu membuatku bahagia, akhir dari telpon darimu.

Semoga kau memang sudah tenang, lalu lekaslah tidur, istirahatlah. Sementara aku mencoba memejamkan mataku namun masih ada beberapa pertanyaan yang menyelimuti kepalaku, mengapa sih kau masih mengejarnya manisku ? kenapa hatimu masih izinkanya menyakitimu ? sedang aku disini selalu siap mendengar keluhmu, siap mencipta bahagiamu ?

Tiba - tiba saja pagi harinya itu aku mendapat pesan singkat darimu “makasih ya, saranmu kemarin, aku sekarang udah baikan sma dia”

Sungguh apakah aku harus ikut bahagia atau pura pura - bahagia. Setelah bara lukamu berhasil kutenangkan malam tadi, kini kau pergi ? apa kau anggap laki - laki yang rela terbangun hanya untuk mendengar keluhmu itu hanya sekedar seoarang CS ?  lukamu memang kini telah reda, tanpa kau tau kini aku juga punya rasa.

Selamat berbahagia lagi dengan yang kau anggap sanggup!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menemui Mimpimu di Jakarta

Angan-angan di Kota yang Jauh

Bahaya yang Sembunyi