Sesama Konsumen kok Saling Nyinyir



(foto : Merdeka.com)

Demo tiga tahun pemerintahan Jokowi digelar Jumat, 20 Oktober 2017, demo ini di ikuti oleh beberapa kalangan yang terdiri dari kordinator mahasiwa BEM se - Indonesia, aktivis, buruh, dan nelayan. Unjuk rasa memperingati kerja 3 tahunan pemerintahan Jokowi ini menuntut beberepa hal yaitu menurunkan kesenjangan ekonomi, gugat pengekangan hak publik dan wujudkan kedaulatan rakyat, rakyat menuntut tegaknya supremasi hukum. Mereka memulai aksi dari Monumen Patung Kuda dan melakukan longmarch hingga depan Istana Merdeka. Unjuk rasa ini berakhir dengan kericuhan, 14 mahasiswa ditangkap karena dianggap melakukan perusakan fasilitas umum, namun 12 diantaranya kemudian dibebaskan. Sementara 2 lainya menjadi tersangka.
Ada hal unik yang terjadi setelah berlangsungnya aksi tersebut yaitu munculnya sekumpulan warga net yang nyinyir terhadap aksi 3 tahunan Jokowi, ada yang mengatakan aksi ini ditunggangi salah satu parpol untuk kepentingan politis saja, ada yang bilang mahasiswa yang kurang kerjaan, tidak melihat kinerja Jokowi dahulu sebelum bikin demo, Jokowi sudah bekerja dengan baik, banyak pembangunan kok ya masih didemo ? Entah apa yang dipikirkan oleh sebagian orang tersebut, namun apakah ada yang salah dengan menyampaikan aspirasi ?
Jika boleh mengibaratkan kita (masyarakat) adalah customer dari suatu provider internet, sementara mereka (pemerintah) adalah penyedia jasa tersebut alias provider. Yang terjadi sekarang adalah ada customer yang belum puas karena internetnya masih suka lemot, lalu protes terhadap provider, tapi di sisi lain ada customer lain yang malah nyinyir “hei provider itu udah ngeluarin uang banyak loh buat memperluas jaringan dll”. kan gak ada urusanya ? seberapa besar pengorbanan dari provider, toh kita masih merasakan lemotnya internet. Inikan seperti kita sama - sama bayar lalu kamu dapat internet kencang dan saya belum dapat itu lalu saya protes tapi saya yang seolah salah.
Mahasiswa sebagai agent of change telah melakukan tugasnya dengan baik. Karena mengkritik pemerintah, menyampaikan aspirasi adalah hak semua rakyat dan itu dijamin di negara (yang katanya) demokrasi ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menemui Mimpimu di Jakarta

Angan-angan di Kota yang Jauh

Etika yang Luntur atau Dosen yang Baperan ?